Selamat Datang ke Portal Rasmi Raudhatul Huda~Membentuk Remaja Acuan Al-Quran~
Cinta ALLAH dan RASULULLAH -Semoga dapat mengambil istifadah dan manfaat dari laman ini-

iklan RAUDHATUL HUDA

Thursday, December 23, 2010

Kisah HASSAN AL-BASRI

Pada suatu hari, terjadi suatu peristiwa yang sangat membekas pada diri Hassan Al-Basri.Ditepi sungai Dajlah, Hassan Al-Basri melihat seorang pemuda duduk berdua-duaan dengan seorang wanita. Di samping mereka terdapat sebotol arak. Hassan berkata, “Alangkah jahatnya orang itu dan alangkah baiknya kalau ia seperti aku!”
Tiba-tiba beliau melihat sebuah perahu di tengah sungai perlahan-lahan tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi segera terjun untuk menolong penumpang perahu yang hampir mati kelemasan. Dia berhasil menyelamatkan enam daripada tujuh penumpang perahu itu, kemudian ia berpaling ke arah Hassan Al-Basri seraya berkata, “Jika engkau memang lebih mulia dari saya, maka dengan nama Allah, selamatkanlah seorang lagi yang belum sempat saya tolong.Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedangkan saya telah menyelamatkan enam orang.”
Namun sayang, Hassan Al Basri tidak berhasil menyelamatkan yang seorang itu. Maka lelaki itu berkata kepadanya, “Tuan, sebenarnya wanita yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa, bukan arak. Ini hanya untuk menguji tuan”.
Hassan Al-Basri terpegun, lalu ia berkata, “Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi daripada bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah pula saya dari tenggelam ke dalam kebanggaan dan kesombongan.” Orang itu menjawab, “Mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonan tuan.” Semenjak hari itu, Hassan Al-Basri selalu merendahkan dirinya bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang paling hina.
Antara pengajaran dari kisah ini adalah:
1. Jangan berburuk sangka dengan orang lain serta memandang rendah padanya.
2. Apabila kita melihat orang lain membuat maksiat kepada Allah, jangan kita menghina orang itu serta cuba mencari keaibannya (dan jangan pula kita redha dengan perbuatannya), kerana mungkin orang itu jahil tentang perbuatannya itu sedangkan kita patut malu pada diri kita sendiri yang telah Allah kurniakan ilmu ini masih juga melakukan perkara-perkara yang Allah larang.
Dua perkara yang patut kita ingat tentang diri kita ialah:
1. Perbuatan baik orang pada kita
2. Perbuatan jahat kita pada orang lain.
Dua perkara yang patut kita lupakan ialah:
1. Kebaikan kita pada orang
2. Kejahatan orang pada kita

No comments:

Post a Comment